Sabtu, 19 Mei 2018

Psikoterapi


Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.

Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.

Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal.

Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
  1. Dari segi proses :  berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
  2. Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
  3. Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.

Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
·         Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
·         Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
·         Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
·         Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
·         Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
·         Mengembangkan potensi klien.
·         Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
·         Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
·         Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
·         Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
·         Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
·         Membantu penyembuhan penyakit fisik.
·         Meningkatkan kesadaran diri.
·         Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
·         Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

Metode Psikoterapi Yang Dipakai
Dalam ilmu psikologi, ada banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk terapi. Semua metode itu merupakan hasil pemikiran dan penelitian para pakar psikologi dari berbagai penjuru dunia. Dari sekian banyak metode psikoterapi yang ada, bisa dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:

1.        Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.

Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).

Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.

2.        Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”.

Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".

Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.

Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.

3.        Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.

Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT)  dan sebagainya.

4.        Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.

Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.

5.        Integrative / Holistic Therapy
Yang sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

Ada beberapa contoh aplikasi psikoterapi online ini, yaitu :
1.      ELIZA
Sebuah program perangkat lunak yang ditulis oleh Joseph Weizenbaum pada 1960 untuk meniru komunikasi seorang terapis. Ini adalah contoh pertama dari computer dimediasi interaksi menggunakan bentuk yang sangat sederhana dari psikoterapi.

Dan dibawah inin merupakan psikoterapi online PARRY yang merupakan psikoterapi lanjutan dari psikoterapi ELIZA

 

2.      E-Terapi


Sebuah modalitas psikoterapi baru yang menyediakan akses kepada klien untuk berkonsultasi dengan seorang terapis yang professional dalam kesehatan mental secara online. Terapi ini juga sering dilakukan melaui  komunikasi lewat email dengan terapis, hal ini juga dapat termasuk chat dan konferensi melalui video call, meskipun cara ini kurang sering digunakan.









Sumber :
https://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-,6

Cyber Cheating & Cyber Flirting


Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi di internet dapat terjadi ketika seseorang yang telah memiliki pasangan memiliki hubungan yang dekat pula dengan orang lain.

Misalkan seorang istri memiliki akun jejaring sosial dimana mantannya masih terdaftar dalam daftar temanya dan selama ini dia sering chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda dengan mantannya itu, maka hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.

Cyber Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam dunia maya. Cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring sosial bahkan game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak amanan yang membuatnya dikategorikan sebagai perilaku negatif, misalkan adalah dalam cyber flirting orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika dalam terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku negatif cyber flirting tersebut.

Contohnya seperti seseorang yang pada kehidupan nyata sudah memiliki sebuah keluarga bahkan anak. Namun saat memasang status di media sosial ia menulis bahwa ia seorang yang masih sendiri sehingga dapat berkenalan dengan orang lain (lawan jenisnya). Ataupun contoh lainnya seperti memasang foto profil yang bukan dirinya sendiri. Sehingga terlihat lebih cantik atau tampan supaya dapat menarik perhatian lawan jenisnya.





Sumber :
https://deathneverlost.wordpress.com/2012/11/18/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup-interpersonal/

Plagiat Dalam Internet


Saat ini internet semakin banyak digunakan orang. Karena, dapat mempermudah setiap orang dalam mencari atau mendapatkan informasi dan berita. Namun sayangnya, semakin banyak pula orang yang melakukan plagiat terhadap karya orang lain. Kemudahan dalam mencari informasi dan berita membuat orang lupa bahwa artikel yang mereka dapatkan merupakan hasil kerja keras orang lain. Dengan mudahnya orang-orang melakukan plagiat dengan meng copy paste atau menjiplak karya orang lain dan dimasukkan kedalam tulisan yang ia buat tanpa mencantumkan sumber yang didapatkan. 

Plagiat adalah kegiatan menjiplak yang benar-benar sama dengan yang ditulis penulis tanpa mencantumkan sumber dan menganggap seolah-olah informasi tersebut milik diri kita sendiri. Hal tersebut sangat sering dilakukan tanpa memikirkan orang yang menulis artikel tersebut. Karena kita tidak tahu bagaimana orang tersebut atau penulis bisa mendapatkan berita itu. Kita juga tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dikorbankan untuk mendapatkan sebuah informasi yang nantinya ditulis atau di upload di internet sehingga orang-orang atau masyarakat dapat mengetahui berita atau informasi tersebut.

Jika kita ingin meng copy paste tulisan orang lain, setidaknya kita mencatumkan dari mana berita atau informasi tersebut kita dapatkan. Dengan begitu kita sudah menghargai dan mengapresiasi penulis dalam mencari informasi. Karena jika kita menjadi penulis pun kita pasti tidak suka jika melihat tulisan atau upload-an orang lain, sama persis dengan apa yang kita tulis.

Oleh sebab itu, mulai dari sekarang jika kita ingin mengutip tulisan orang lain, jangan lupa cantumkan sumber tempat kita mengutip informasi tersebut.

Kamis, 19 April 2018

Internet Addiction Disorders



Pengertian Internet Addiction Disorders
Dalam (Wikipedia) gangguan adiksi internet (IAD), juga dikenal sebagai penggunaan Internet yang bermasalah atau penggunaan Internet patologis, mengacu pada penggunaan Internet yang berlebihan yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Kecanduan, yang didefinisikan oleh Kamus Webster sebagai "kebutuhan kompulsif untuk dan penggunaan zat pembentuk kebiasaan yang dicirikan oleh toleransi dan oleh gejala fisiologis yang jelas saat penarikan", secara tradisional digunakan untuk menggambarkan ketergantungan seseorang pada substansi. Baru-baru ini, konsep tersebut telah diterapkan pada ketergantungan perilaku [1] termasuk penggunaan internet. [2] Masalah kecanduan internet berkembang bersamaan dengan perkembangan dan penyebaran Internet. Sebagai remaja (12-17 tahun) dan orang dewasa yang baru muncul (18-29 tahun) mengakses Internet lebih dari kelompok usia lainnya dan mengambil risiko yang lebih tinggi dari penggunaan Internet yang berlebihan, masalah gangguan kecanduan internet paling relevan bagi orang muda.
Kecanduan internet digambarkan sebagai gangguan kontrol impuls, yang tidak melibatkan penggunaan obat memabukkan dan sangat mirip dengan perjudian patologis. Beberapa pengguna internet dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan teman-teman online dan kegiatan yang mereka buat di layar komputer mereka. Pengguna internet dapat menikmati aspek Internet yang memungkinkan mereka untuk bertemu, bersosialisasi, dan bertukar ide melalui penggunaan ruang obrolan, situs web jejaring sosial, atau "komunitas virtual". Pengguna Internet lainnya menghabiskan waktu berjam-jam untuk meneliti topik yang diminati secara Online atau "blogging". Blogging adalah kontraksi dari istilah "Web log", di mana seorang individu akan memposting komentar dan menyimpan catatan kejadian berkala. Hal ini dapat dilihat sebagai jurnal dan entrinya terutama tekstual.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dismpulkan bahwa pengertian Internet Addiction Disorders adalah penggunaan internet secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu untuk bermain game, menonton video online, ataupun yang lainnya.





 Contoh kasus Internet Addiction Disoders

Kecanduan Game, 4 Remaja Dibawa ke RSJ Grogol

Jakarta - Dengan emosi yang masih labil, remaja rentan mengalami gangguan jiwa. Bukan hanya asmara, hobi bermain game juga bisa membuat jiwanya terganggu. Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol misalnya, sudah empat remaja yang dirawat karena kecanduan game selama 2012 ini.

Salah satunya kini masih dirawat di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, RSJ Soeharto Heerdjan, atau yang lebih dikenal dengan nama RSJ Grogol karena terletak di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Remaja tersebut, sebut saja namanya Andi, sebenarnya anak yang berprestasi di sekolahnya. Masalahnya hanya satu, remaja berusia 17 tahun ini tidak pernah bisa lepas dari permainan video game yang memang sudah menjadi kegemarannya sejak masih kecil.

Belakangan, saking asyiknya memainkan video game, Andi mulai menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah. Orangtua yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video gamenya diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-ngamuk.

"Pandangan matanya jadi hostile kalau dilarang main video game. Tatapannya memusuhi," tutur dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K), Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Grogol saat ditemui dalam kunjungan media di tempat kerjanya, Jumat (5/10/2012).

Kecanduan games tidak bisa dianggap sepele, terutama kalau sudah mempengatuhi perilaku. Menurut dr Suzy, gangguan jiwa psikotis yang ditandai dengan cara berpikir yang mulai kacau bisa juga berawal dari kecanduan games yang tidak ditangani dengan baik.

Ditambahkan oleh dr Suzy, kasus Andi sudah termasuk gangguan jiwa psikotis karena sampai ngamuk-ngamuk kalau dilarang orangtuanya. Itu berarti keinginannya untuk selalu bermain video games telah mengganggu perilaku dan membuatnya gelisah sepanjang waktu.

"Perlu treatment itu kalau sudah mengganggu fungsi sehari-hari, misalnya nggak mau sekolah. Nggak mau sekolah itu merupakan kedaruratan psikiatri utama pada anak dan remaja," tambah dr Suzy.

Treatment atau penanganan yang diberikan di RSJ Grogol antara lain mencakup terapi perilaku dan kalau diperlukan juga akan diberikan obat-obatan antipsikotik. Andi termasuk bagus dalam merespons terapi, sehingga dalam tiga minggu masa perawatan perilakunya sudah lebih terkontrol, dan dalam waktu dekat bisa kembali ke rumah orangtuanya lagi.





Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Internet_addiction_disorder
https://inet.detik.com/games-news/d-2055633/kecanduan-game-4-remaja-dibawa-ke-rsj-grogol
http://www.addictionrecov.org/Addictions/index.aspx?AID=43


Sabtu, 17 Maret 2018

Dampak Penggunaan Internet Bagi Remaja




Dampak positif (+):

·         Dapat dijadikan salah satu fasilitator sebagai sarana belajar mengajar.
Baik digunakan sebagai bahan presentasi maupun pengumpulan tugas secara online, dan lain sebagainya.
·         Dapat digunakan untuk media komunikasi.
Sehingga untuk berkenalan dan juga saling berkomunikasi  dengan orang yang memiliki tempat tinggal jauh tidak susah lagi.
·         Dapat mempercepat untuk memperoleh informasi.


Dampak negatif (-):

·         Remaja dapat dengan mudah mengakses situs yang tidak layak untuk dilihat.
Seperti konten-konten pornografi, kekerasan, dan lainnya.
·         Remaja juga dapat dengan mudah untuk mendapat barang-barang terlarang.
Seperti bertransi atau jual beli narkoba, sabu, dan barang terlarang lainnya.
·         Mengurangi hubungan sosial dengan masyarakat sekitar.


Alasan tidak menggunakan identitas asli pada akun media sosial :

Menurut pendapat saya, salah satu alasan mengapa orang tidak mau memasang identitas asli pada akun media sosial adalah karena tidak percaya diri dengan dirinya sendiri atau minder. Identitas yang biasa dipasulkan misalnya, foto, status,dan lain sebagainya. Karena rasa kurang nyaman dan ketidakpuasan atas apa yang telah dimiliki. Serta rasa malu jika harus mengungkapkan apa yang sebenarnya ada pada dirinya sendiri.